Batam (suaratempatan.com) Paslon Ansar Ahmad – Marlin Agustina, dalam momentum Pilkada kali ini lebih memilih menyuguhkan ruang dan kebebasan pada publik yang seluas-luasnya untuk memberikan penilaian secara jujur. Ansar-Marlin tidak terlalu ngotot dengan penampilan yang dibuat-buat agar publik terkesima.
Ansar-Marlin tidak perlu harus mengatur sorot kamera, pencahayaan dan senyum yang dibuat-buat agar terasa enak dilihat dan manis di depan publik. Karena itu ketika turun ke masyarakat dalam rangka kampanye dan sosialisasi, calon Gubernur Kepulauan Riau nomor urut tiga H. Ansar Ahmad SE MM tidak pernah membawa kameramen khusus, photografer handal atau pun tukang make up untuk menjaga penampilan.
Ansar Ahmad memilih tampil apa adanya. Terkadang berpeluh, bau keringat, baju basah karena hujan bahkan tidak jarang lupa mandi karena padatnya jadwal pertemuan memenuhi keinginan masyarakat yang mengharap kedatangannya.
Karena tampilan yang apa adanya, tampilan yang tanpa polesan bedak pupur, membuat masyarakat Kepulauan Riau mengambil peran secara mandiri untuk bergabung dalam tim kampanye Ansar-Marlin, dan secara terbuka menyatakan pikirannya untuk mewujudkan cita-cita Kepulauan Riau yang baru dan maju.
Ini bukan hanya suatu asumsi belaka, melainkan sebuah realitas politik yang terjadi. Suasana kampanye Ansar Ahmad – Marlin Agustina yang dihadiri oleh antusiasme masyarakat dan histeria massa yang terjadi di lapangan menandakan semangat perubahan itu mendominasi dibanding dengan semangat untuk mempertahankan pencitraan dan gaya kepemimpinan yang lemah segala-galannya.
Histeria massa dalam lapangan kampanye terbuka pasangan Ansar-Marlin bukanlah sebuah citra atau diambil dari sudut kamera yang telah diedit. Apa yang tergambar dan tersajikan di publik merupakan fakta di lapangan tanpa sensor dan semua menyaksikan, bagaimana masyarakat begitu berharap kehadiran seorang Ansar Ahmad. Masyarakat begitu merindukan sosok pemimpin penuh keibuan dari seorang Marlin Agustina.
Ansar dan Marlin tidak pernah menawarkan program yang hanya hasil klaim yang pengaruhnya tidak menyentuh langsung masyarakat paling bawah. Ansar – Marlin hanya bicara kerja yang sudah dilakukan dan akan dilakukan untuk menyambut Kepri Baru Kepri maju.
Sandaran utama Ansar-Marlin selain kekuatan Allah yang tanpa tanding, juga kekuatan masyarakat yang sedang dipenuhi andrenalin perubahan yang datang bergemuruh dari bawah. Sebuah social movement itu muncul dari kekuatan akar rumput yang tidak bisa dilawan oleh kekuatan finansial maupun kekuasaan, karena itu adalah kehendak rakyat.
Gerakan perubahan sosial tidak lahir begitu saja, tetapi ia merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan ideologi politik pasangan calon. Sehingga secara ideologis afiliasi politik dibangun dengan narasi besar, yang menggelorakan semangat persatuan dan kesamaan perasaan dan pandangan. Jadi tidak heran, kalau pendukung Ansar – Marlin lebih progressif dan ikhlas dalam mengkampanyekan kemenangan. (st/r)