Asal-usul Bengkong, Sebelumnya Bernama Kampung Gelam
Gelar Putra Kelana Jaya atas keberhasilannya mempertahankan puluhan kampung tua di Batam. Foto - istimewa

SUARATEMPATAN.COM – Bagi warga Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, nama Bengkong sudah pasti dikenal. Selain terkesan agak aneh di telinga, jumlahnya sangat banyak.

“Ada seratus lebih nama Bengkong sekarang, bahkan belakangan ada nama Bengkong Langit,” tutur Pendiri Perpat, Saparuddin Muda.

Bicara soal asal-usul kampung Bengkong, Sapar mengaku dirinya tahu pasti karena lahir dan besar di kampung ini. Dan sejarah itu juga diketahuinya dari neneknya yang kini sudah meninggal.

Sapar memang dekat dengan sang nenek. Saat itu, tempat ia bermain-main bersama teman-temannya bukan disebut Bengkong.

Saat keluarga neneknya pindah dari Kampung Belian, lalu mendirikan kampung yang saat ini disebut Bengkong, lebih dahulu disebut Kampung Gelam.

Seiring berjalannya waktu, kampung Gelam semakin ramai. Sehingga nenek Sapar mendirikan warung untuk kebutuhan seharu-hari warga.

Salah satu pelanggan di warung neneknya adalah seorang lelaki yang sering belanja.

“Uniknya, ketika ditanya nenek dari mana, dijawab dengan kata bengkong. Demikian beberapa kali,” Sapar mengisahkan.

Suatu hari nenek Sapar bertanya kepada orang Jawa lama yang tinggal dekat rumah tokoh Melayu Pak Itam, yang tnggal dekat situ juga.

Orang Jawa tersebut memberitahu, untuk sampai ke warung nenek Sapar, lelaki tadi harus melewati jalan yang berkelok-kelok.

“Kalau orang Jawa menyebut tidak lurus kan bengkong. Atau bengkok untuk istilah kami,” lanjut Sapar.

Dari situlah akhirya disepakati, nama Kampung Gelam diubah menjadi Bengkong. Dari munculmya Bengkong Hulu, akhirnya muncul Bengkong Kuala.

Perkembangan selanjutnya Bengkong Sadai. Ini juga menarik karena sadai dalam bahasa Melayu artinya terdampar. Sapar pun masih mengingat dahulu di sini memang ada pantai yang sering menjadi terdamparnya sejumlah benda.

Saat kemudian hari Saparuddin Muda menggabungkan Bengkong di depannya, maka jadilah apa yang sekarang dikenal sebagai Bengkong Sadai.

Kala itu Otorita Batam sedang mengembangkan kawasan industrinya. Bengkong termasuk salah satu daerah yang juga disurvei.

“Begitu ada yang datang kok di depan yang tampak hanya lautan, berkembanglah sebutan Bengkong Laut. Dan itu dipakai sampai sekarang,” ujar Sapar.

Sapar yang mendapatkan gelar Putra Kelana Jaya atas keberhasilannya mempertahankan puluhan kampung tua di Batam lalu menurutkan lahirnya Bengkong yang lain.

Termasuk Bengkong PLTD, menurutnya, di situlah dulu awalnya mesin-mesin pembangkit listrik tenaga diesel dioperasikan sebelum kini tempat seperti ini ada beberapa lokasi di Batam.

Nah, Anda mau ke Bengkong mana? Bengkong Palapa, Bengkong Kolam, Bengkong Harapan, atau Bengkong lainnya? Jika baru pertama, lebih baik bertanya daripada tersesat jalan-jalan.

Menutup wawancara, Saparuddin Muda menambahkan referensi soal nama Bengkong Harapan.

“Itu tempat pindahan orang-orang dari Jodoh yang tengah dibangun. Warga yang pindah ke sini berharap ini adalah harapan baru untuk hidup lebih baik. Jadilah Bengkong Harapan,” tutup Saparuddin. (ali/zai/fut)