Gerakan Revolusi Spiritual
GERAKAN Revolusi Spiritual Saat ini mungkin terjadi kurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap Perwakilan mereka thd kinerja mereka di gedung Parlemen.Sehingga msyarakat melakukan Demonstrasi/aksi yang berkelanjutan hampir di seluruh pelosok Indonesia.Namun sangat disayangkan aksi tersebut diwarnai tindakan anarkis dari pihak pihak yang memboncengi aksi aksi tersebut. Dari pengamatan saya teramat banyak sekali mereka yang melakukan aksi termakan berita berita hoax.dan aksi tersebut sudah diboncengi kelompok kepentingan tertentu.Melihat kejadian kejadian tersebut penulis mengusulkan sebuah solusi dengan pendekatan humanis terhadap masyararakat berupa sebuah gerakan “Revolusi Spiritual” dalam membangun Indonesia ke depan. Saat ini saya berpendapat bahwa Indonesia sebenarnya wajib menjadi bangsa yang besar yang mampu berdiri di atas kakinya sendiri dan mampu bersaing dengan negara maju baik di Eropa maupun di Asia. Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini penulis melihat dan merasakan ketika
Nasionalisme mulai luntur 
dan memudar. Akibat banyak masuk pengaruh budaya luar yang kurang pantas diterapkan sebagai kultur bangsa ini.Saat ini peniulis menyadari banyaknya kelompok generasi muda (Zaman know)
disadari atau tidak, menjadikan 
negeri ini berada dalam keterpurukan yang tak bertepi.

Membicarakan nasionalisme sebenarnya tidak bisa dilepaskan 
dengan pola pikir spiritualisme. Sebab, pada dasarnya antara 
nasionalisme dan spiritualisme dalam suatu negara akan berjalan 
seiring. Untuk itu, agar tak terjadi benturan antara pola pikir untuk 
menjadikan nasionalisme yang kokoh, bisa dimulai dar gerajabi Revolusi spiritual.
Revolusi spiritual berarti mengembalikan lagi nilai-nilai luhur budaya spiritual asli dari bangsa ini. Jika hal tersebut bisa diterapkan akan menciptakan bangsa yang berkepribadian dan berkarakter. Bukan sebaliknya, hanya memindahkan paham-paham asing secara utuh yang nanti pada gilirannya akan mengakibatkan bangsa ini menjadi tergenang dan terperosok ke jurang yang dalam Revolusi spiritual dalam rangka mengembalikan nilai-nilai 
nasionalisme bagi bangsa Indonesia sebenarnya dan harus secepatnya dilakukan. Sebagaimana yang telah dilakukan di Cina, Jepang dan Thailand. Dengan gerakan itu kenyataan modernitas tak pernah mencabut akar budaya nasionalnya. Bahkan, globalisasi yang berdampak sangat luar biasa terhadap nilai-nilai luhur bangsa sama sekali tidak akan ada pengaruhnya.

Dari Gerakan Revolusi Apiritual” yang dilakukan Jepang misalnya, justru membawa Jepang bisa kembali menjadi bangsa besar setelah hancur akibat perang dunia kedua.

Indonesia harus sesegera mungkin melakukan gerakan Revolusi spiritual, 
mengingat paham-paham atau ajaran-ajaran spiritual Nusantara kini tengah dibenturkan dengan paham-paham spiritual modern atau asing. Padahal, paham-paham itu tidak cocok dengan budaya kita yang penuh santun, toleransi, dan cinta damai.

Diakui atau tidak, dari ilmu anthropologi, Indonesia disebut sebagai bangsa Peri-Peri atau bangsa pinggiran yang tengah tergoncang oleh peradaban spiritual. Karena itulah hendaknya nilai-nilai spiritual asli harus dibenahi sesuai nilai-nilai luhur bangsa. 

Jika melihat sejarah masa lalu, terjadinya benturan antara paham-paham asing yang sekiranya tidak cocok dengan kepribadian berbangsa
seperti halnya aliran fasisme, fundametalis radikal, dan lainnya, sehingga dengan revolusi spiritual ini diharapkan bisa memurnikan 
lagi budaya spiritual asli Nusantara dan meng-upgrade pemahaman
baru untuk ditata dan dicocokkan dengan kultur budaya Nusantara.

Mengenai alasan kebutuhan revolusi spiritual adalah dalam 
rangka pengembalian nasionalisme yang telah luntur dan memudar, 
bahwa dengan cara tersebut kiranya akan berjalan aman dan tenang .
Karena yang ditata kembali melalui Revolusi Spiritual adalah menyangkut persoalan jiwa. Lain halnya dengan 
revolusi fisik atau politik yang kemungkinan besar akan membawa 
korban yang dalam hal ini adalah rakyat, membentuk suatu bangsa 
dan negara sebenarnya tak hanya memerlukan tiga persyaratan 
utama, yakni wilayah, pemerintahaan dan rakyat.

Namun, di balik itu sebenarnya masih ada hal pokok lagi yang tak boleh dikesampingkan, yakni jiwa atau ruh (merasa ikut memiliki) bangsa dan negara serta melestarikan nilai-nilai luhur peradaban. Kalau bersifat pasif dan tak merasa ikut memiliki jelas negara ini akan hancur.

Sebaliknya, Jika dengan Revolusi spiritual dengan pasti akan menciptakan  lagi kebanggaan sebagai warga negara. Dengan rasa kebanggaan sebagai warga negara secara otomatis akan melahirkan nasionalisme yang kokoh dan kuat hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat.

Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita, apabila kita tidak sanggup untuk mempergunakannya memenuhi cita-cita rakyat kita: hidup bahagia dan makmur dalam pengertian jasmani maupun rohani.

Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum selesai. Malahan kita berada pada permulaan perjuangan yang jauh lebih berat dan lebih mulia, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan daripada segala macam penindasan dan intervensi negara lain dalam mengambil kebijakan yang pro terhadap masyarakat. Bukan yang penuh dengan kebohongan. Dan tipa tipu yang memperdayai masyarakat dengan kebijakan kebijakan yg menguntungkan komprador. Maju Terus Pantang Mundur…

DR. Jaya (Akademisi & Sekertaris Depidar Soksi XXXII KEPRI)