
BATAM – SUARATEMPATAN.COM – Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, melakukan peletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Masjid di Kawasan Bandara Hang Nadim Batam, Rabu (23/12/2020).
Rudi didampingi Wakil Wali Kota Batam Amsakar Ahmad, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam Usman Ahmad, Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam, Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi BP Batam Sudirman Saad, serta jajaran Forkopimda Kota Batam.
Direktur Infrastruktur Kawasan BP Batam, Imam Bachroni, menjelaskan Masjid Bandara Hang Nadim Batam ini memiliki konsep arsitektur berbentuk Tanjak Melayu. Dibangun dengan luas lahan 15.797 meter persegi, lantai 1 luas bangunan 2.094 meter persegi, lantai 2 (mezzanine) luas bangunan 468 meter persegi.
Tinggi bangunan masjid mencapai 39,5 meter, tinggi menara masjid 45 meter, kapasitas jamaah pria pada lantai 1 dapat menampung sebanyak 900 jamaah, dan kapasitas jamaah wanita pada lantai 2 dapat menampung sebanyak 350 jamaah.
Struktur pondasi tiang pancang beton, dan tipe struktur bangunan kombinasi struktur beton bertulang dan baja, material arsitektur tanjak aluminium composite panel (ACP).
Biaya pembangunan masjid mencapai Rp 39.937.665.520,- dengan sumber pembiayaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Bertindak sebagai kontraktor pemenang PT Nenci Citra Pratama, Konsultan Perencana Ir. Y. Seno Prakoso, MT dan Konsultan Supervisi PT. Narga Saraba Bhumi.
Kepada semua yang hadir, Muhammad Rudi menyampaikan, tepat ibadah ini sudah dirancang lebih kurang satu tahun yang lalu. Perancangnya dari BP Batam, MUI Kota Batam, dan seluruh tokoh masyarakat Islam di kota Batam.
“Sesuai kesepakatan bersama, desain gambar bangunan, yaitu Tanjak Melayu. Semua sudah sepakat untuk kita bangun. Adapun waktu pembangunan lebih kurang enam belas bulan kemungkinan akan selesai pada tahun 2022,” ujar Muhammad Rudi, dikutip dari humas.bpbatam.go.id, Selasa (29/12/2020).
Keberadaan masjid ini diharapkan Rudi bisa mempermudah para penumpang dan pengguna jasa Bandara yang ingin salat ketika waktunya tiba. Sehingga mereka akan bepergian lebih nyaman karena sudah melaksanakan kewajibannya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Batam, Usman Ahmad, menyampaikan apresiasi pembangunan masjid ini, karena lokasi ini adalah sebagai tempat lalu lintas para turis dan penumpang dari berbagai daerah.
“Dengan keberadaan masjid ini sangat menunjang untuk beribadah. Ini adalah sebagai wujud nyata bahwa mereka di mana pun berada harus menegakkan agama dengan mengerjakan sholat. Ini sangat positif dan kami sangat mendukung semuanya,” kata Usman Ahmad.
Harapan dia, masjid dengan bentuk tanjak Melayu ini menwakili atau menyimbolkan kewibawaan dan identitas di kalangan masyarakat Melayu. Juga mampu menarik kedatangan wisatawan. (mac)