Oleh karena itu, para pencetus sistem mata uang mensyaratkan nilai mata uang harus bersifat tahan lama (durability). Jika berada dalam zona moneter internasional, maka nilai mata uang suatu negara mencerminkan seberapa harga diri suatu bangsa. Dalam sistem perekonomian yang terbuka (full open economy), mata uang suatu negara akan bertarung melalui sistem perdagangan dan sistem keuangan.
Bagi masyarakat di akar rumput, fluktuasi dan dinamika “Currency War” mungkin tidak terlihat dampaknya. Tetapi yang tdk dapat dihindarkan, mereka hanya menerima gelombang kehancuran (jika kalah), seperti inflasi yang tidak terkendali, pelayanan publik yanb semakin mahal/sulit, tingginya angka kriminalitas, situasi keamanan yanh semakin tidak kondusif, ekspektasi atas kemakmuran yg semakin suram, dan seterusnya.
Yang harus diingat didalam sistem mata uang diperlukan Perjanjian Bretton Woods tahun 1944 oleh 44 negara mengatur pencetakan uang kertas harus dijamin emas setara nilai mata uang kertas yang dicetak. Itulah yang disebut cadangan devisa emas dan standar emas. Uang kertas yang akan dicetak harus dijamin harga emas senilai 35 dollar AS Kemudian timbul pertanyaan Apakah MATA UANG RUPIAH ITU DIJAMIN EMAS atau Daun Kelor??
Saya beranggapan sebelum sampai ke ekspor/impor, cintai produk sendiri, mari kita lihat dulu PENJAMINAN MATA UANG BAGAIMANA? Apakah anda sebagai pembeli Mau memakai sampai rusak barang yang kamu pakai tuh… Buatan dalam negeri, kalau penjaminannya tidak jelas… ya tetap saja!!! Anjing ngak pakai BH…!! Begini saja dech coba contoh negara yang sebesar satu kepulauan di Provinsi Kepri apakah mereka menggunakan standari keuangan dijamin dengan emas Dr. J666 (Akademisi & Pemerhati Kebijakan Publik)
