
SUARATEMPATAN.COM – Sebuah organisasi masyarakat yang usianya 20 tahun lebih di tanah melayu ini adalah Perkumpulan Anak Tempatan yang disingkat Perpat.
Mengapa tidak PAT atau rangkaian huruf lainnya? Mengapa harus Perpat? Ternyata pemilihan kata ini mengandung filosofi yang dalam,
Soal ini, Pendiri Perpat, Saparuddin Muda kepada menceritakannya langung kepada koran ini.
Yang mengusulkan nama Perpat ialah Hasanuddin Muda. Perpat adalah nama sejenis pohon yang tumbuh di pantai atau pesisir.
“Pohonyya rimbun, hanya ada di pantai. Pohon ini tak bisa tumbuh di gunung atau di darat, hanya tumbuh di pantai,” tutur Sapar.
Uniknya, pohon Perpat ini memiliki akar selain ke bawah juga ada yang tampak menunjang-nunjang ke atas. Selama akarnya masih berdiri tegak, pohon ini susah untuk ditumbangkan.
“Filosofinya, satu payung yang didukung kekuatan-kekuatan lain. Payungnya Perpat, didukung organisasi sayap yang kita bentuk. Juga cocok dengan kami yang hidup di pesisir,” lanjut lelaki bergelar Putra Kelana Jaya ini.
Seperti diberitakan koran ini sebelumnya, Perpat memiliki organisasi sayap seperti Srikandi Perpat, Puan Perpat, Kartini Perpat dan Belia Perpat.
Memiliki Nama Berbeda

Berdasarkan penelurusan koran ini, ada referensi yang menyebutkan jika Perpat memiliki nama latin sonneratia alba.
Ia adalah sejenis pohon penyusun hutan bakau. Pohon berbatang besar ini sering didapati di bagian hutan yang dasarnya berbatu karang atau berpasir, langsung berhadapan dengan laut terbuka.
Nama Perpat (dalam referensi ditulis perepat) juga sering dipakai untuk pohon pantai lain yang agak serupa yang dikenal sebagai pidada.
Hidup menyebar mulai dari Afrika timur, Kepulauan Seychelle dan Madagaskar, Asia Tenggara, hingga ke Australia tropis, Kaledonia Baru, kepulauan di Pasifik barat dan Oseania barat daya.
Pohon ini juga dikenal dengan nama-nama lokal seperti bogem, bidada, pidada, pedada, kedada, bangka, beropak, barapak, pupat, posi-posi, mange-mange, muntu, sopo, susup, dan wahat putih.
Sementara di Filipina, tumbuhan ini dikenal sebagai bunayon, buñgalon, hikau-hikauan, ilukabban, lukabban, pagatpat, patpat, palatpat, palalan, payan.
Kegunaan Pohon Perpat
Dilansir dari wikipedia, kayu Perpat berkualitas sedang. Kayu ini awet dalam air laut, tidak mudah belah dan menahan pasak dengan baik.
Karena alasan itulah batangnya seringkali dipakai untuk geladak, rusuk dan siku-siku perahu. Di Minahasa, kayu yang berwarna cokelat muda hingga tua ini digunakan untuk ramuan rumah.
Hanya saja, kayu ini mengandung garam sehingga menimbulkan karat pada paku dan baut. Kayu ini juga merupakan kayu bakar yang baik.
Daun-daunnya yang muda dimakan mentah (sebagai lalap) atau direbus. Demikian pula buahnya yang sepat dan masam, dapat dimakan jika mulai melunak. Di Maluku, buah ini digunakan sebagai bumbu memasak ikan. (fut)