Menyambut Malam 7 Liko Ramadhan, Warga Kampung Budus Lingga Persiapkan Gapura Lentera
Masyarakat dan para pemuda kampung Budus Desa Merawang Kecamatan – Kabupaten lingga sedang gotong royong membuat gapura untuk menyambut malam 7 liko (27 Ramadhan) mendatang. Foto – Istimewa

SUARATEMPATAN.COM – Seperti yang kita ketahui bahwa bulan Ramadan adalah bulan mulia dan penuh berkah, semua umat muslim di jagat raya ini memuliakannya dengan cara masing-masing, sesuai dengan kebiasaan, adat dan tradisi yang sudah turun temurun.

Ada yang memanfaatkannya dengan beribadah penuh di masjid maupun di rumah, ada juga yang menggunakannya untuk bersedekah, tujuannya hanya satu yakni untuk meraih pahala dari Allah.

Sama halnya dengan warga masyarkat kampung Budus di Kabupaten Lingga ini, masyarakat dan para pemuda mulai hari Senin (26/4/2021) sudah mulai mempersiapkan untuk menyambut malam 7 liko (27 Ramadhan) mendatang.

Para pemuda Kampung Budus Desa Merawang Kecamatan – Kabupaten lingga, kini kompak gotong royong mempersiapkan pembuatan Pintu Gerbang 7 liko (likuran).

Mereka dengan kompak bekerja sukarela dan bergotong royong dalam pembuatan gerbang gapura dengan perencanaan satu minggu kedepan ditargetkan akan selesai, karena dalam pembuatannya hanya dikerjakan di malam hari setetelah mereka selesai sholat isya’ dan tarawih.

Hal ini dilakukan oleh para pemuda Kampung Budus Desa Merawang ini adalah merupakan tradisi turun temurun masyarakat kabupaten lingga.

Bahan material yang digunakan adalah sederhana, dari potongan kayu broti disusun dan nantinya akan dibentuk sebuah kubah yang di kelilingi lampu lentera yang berbahan bakar dari minyak tanah.

Dengan mempersiapkan ratusan lentera, dan bila nanti pada saatnya dimalam 27 Ramadhan akan dinyalakan dan akan membentuk sebuah bangunan gapura yang terpancar dari ratusan nyala lentera.

Syuhermansah alias Ndong salah seorang pemuda kampung Budus menjelaskan, “Kami beserta para pemuda lainnya di setiap tahun selalu menyambut malam 7 liko (27 Ramadhan).

Kami semua pemuda sangat bersemangat, bekerja sama gotong royong untuk mempersiapkan Pintu Gerbang ini dan semuanya kami buat dari bahan kayu dan triplek, dan nanti pada puncaknya pada malam 7 liko (27 Ramadhan) Pintu Gerbang ini akan di terangi dan di bentuk dengan lampu lampu pelite dari minyak tanah.”Jelas Ndong kepada suaratempatan.com.

Lanjut Ndong,” Kami selalu menyambut malam 7 liko (27 Ramadhan) untuk memepertahankan tradisi dari nenek moyang kami dahulu, dan hal ini terus di pertahankan hingga generasi sekarang termasuk kami kami ini.
“Kami semua para pemuda sangat antusias dan inisiatif masyarakat bersama pemuda kampung Budus Desa Merawang Kecamatan Lingga membangun pintu Gerbang tersebut tak lain tak bukan demi menjaga dan mempertahankan tradisi dalam rangka malam 7 liko di bulan suci Ramadhan 1442 H.

“Alhamdulillah hingga sampai sekarang tradisi seperti ini akan tetap terjaga dan tak kan pernah hilang walau pun kita semua tau sekarang dalam kondisi pandemi covid-19. Dan dalam proses kegiatan pengerjaannya kami semua tetap menjalankan protokol kesehatan.”Ujar Ndong.

“Dan saya menghimbau kepada masyarakat pada 27 Ramadhan nanti kami harapkan bagi para pengunjung yg datang untuk melihat dan menyaksikan pintu gerbang ini agar tetap menggunakan masker dan wajib mematuhi protokol kesehatan.”Tegas Ndong.

Dalam kegiatan tersebut, Kepala desa Merawang M. Zahid, sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan yg di lakukan masyarakat dan pemuda ini degan dana yang bersumber dari sumbangan masyarakat dan para pemuda kampung Budus. (zai/red)